Ki Patih Mandaraka seperti sengaja menurunkan ketegangan atau mungkin sedang menunggu perubahan yang mungkin akan dilakukan lawannya. Kepercayaan diri Ki Tunggul Pitu, diakui atau tidak,...
Karena memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi disertai dendam, ketika Agung Sedayu dan Ki Tunggul Pitu benar-benar tidak ada pergerakan walau sekejap, Ki Sekar Tawang...
Ki Patih Mandarakan tidak dapat membiarkan dirinya terus menerus berada di bawah maut yang ditebar Ki Sekar Tawang melalui Kiai Plered. Sulit untuk bertahan dengan...
“Aku pikir tidak baik dengan membiarkan Agung Sedayu mati dengan jiwa melayang- layang mengitari kademangan. Baiklah, aku penuhi kehendakmu,” kata kawan Ki Tunggul Pitu dengan...
Perhatian Agung Sedayu dan Ki Patih Mandaraka sulit teralihkan meski udara yang menggema di dalam telinga mereka makin jelas terdengar seolah suara bergumam. Keadaan sangat...
Agung Sedayu mengendapkan napas, udara begitu halus masuk dan keluar dari rongga hidungnya, pada saat itu pikirannya benar-benar menimbang keselamatan Ki Patih Mandaraka. Ia tidak...
“Rupanya pertemuan ini memang dirancang Agung Sedayu agar Anda mempunyai rasa iba padanya,” kata penggenggam Kiai Plered yang jelas mendengar percakapan dua orang di depannya....
“Itulah yang membuat aku tertawa, Ngger. Melalui tulisan itu gurumu memintaku untuk mengantar kalian ke Mataram. Mengingat usia yang semakin tua menggrogoti tubuhnya..hehhehheh.. Lalu apakah...
“Oh, terima kasih. Rasanya badanku juga sudah terasa lengket oleh keringat seharian.” “Marilah, Tuan. Aku akan mengantarkannya. Dan setelahnya Tuan-tuan diminta untuk langsung ke ruang...
Sementara itu, di bawah permukaan air laut yang bergolak, lumpur dan pasir laut melayang berhamburan akibat dentum hebat benturan dua tenaga raksasa. Air laut menjadi...