SuaraKawan.com
Bab 9 Rawa-rawa

Penculikan 19

“Ki Srengganan! Kau akan menyesali apa yang akan terjadi nanti malam. Lenyapnya Gajah Mada pada malam kita memasuki kota  sudah pasti akan membawa petaka bagi Kahuripan. Dan untuk sementara ini aku biarkan kau menikmati petaka itu sendirian sebagai seorang Bhre Kahuripan,” gumam hati Ki Cendhala Geni sambil tertawa kecil ketika berlari bagaikan terbang melintasi sawah dengan tanaman padi yang masih hijau.

Sebenarnya pada malam ia memasuki Kahuripan dengan seluruh kawanannya, Ki Cendhala Geni telah mendengar bahwa seorang perwira berpangkat rendah berhasil keluar dari Kahuripan. Setelah mengetahui nama perwira itu, maka Ki Cendhala Geni pun menyadari bahwa bahaya besar akan menjemputnya bila tetap bertahan di Kahuripan. Gajah Mada merupakan satu nama yang dapat menghadangnya selama di Kahuripan dan juga satu-satunya perwira yang tidak mau tunduk pada Ki Srengganan. Oleh karena itu ia membuat persiapan dengan diam-diam.

Dan sepanjang senja kala itu, ia nyaris tanpa berhenti meninggalkan Kahuripan menuju tempat pertemuannya dengan Ubandhana. Walau ia telah mempunyai rencana lain, tetapi ia tidak dapat memaksa seluruh prajurit Kahuripan untuk tunduk padanya. Malah satu rencana yang telah mengendap adalah menyingkirkan Ki Srengganan apabila urusannya dengan Patraman telah selesai. Ia yakin akan mendapatkan dukungan dari Pang Randu.

Demikianlah hingga kemudian Ki Cendhala Geni terlibat pertarungan di rawa-rawa yang letaknya hanya selemparan anak panah dari lautan.

# # #

Di waktu yang bersamaan dengan perang kecil untuk membebaskan Arum Sari, sepeninggal Ki Cendhala Geni, Kahuripan berada dalam keadaan mencekam. Gajah Mada yang telah berada di dalam kota segera menemui setiap prajurit yang setia pada Bhre Kahuripan. Beberapa pesan ia berikan kepada mereka. Di bawah mendung yang membayang dan keadaan kota yang mulai sunyi, sejumlah prajurit yang setia mulai bergerak melumpuhkan kawanan Ki Cendhala Geni.

Sementara di luar dinding kota, pasukan berkuda Ki Nagapati telah mengepung di sebelah selatan Kahuripan. Beberapa kelompok pasukan lainnya telah bersiaga di bagian lain, mereka dibantu oleh pengawal-pengawal pedukuhan yang akhirnya tahu peralihan kekuasaan di kota. Rencana yang disiapkan Gajah Mada telah mempersempit ruang gerak para pemberontak yang terdiri dari kawanan penjahat dan prajurit yang tertipu oleh Ki Srengganan.

Gajah Mada dan para prajurit yang setia pada Bhre Kahuripan dapat memecah belah pengikut Ki Srengganan. Kelompok Gajah Mada menggiring mereka ke sejumlah tempat di dalam kota, para pemberontak terdesak! Yang terjadi kemudian adalah mereka mengalir keluar melalui daerah yang dijaga oleh Ki Nagapati beserta pasukannya. Selain itu, pergerakan kawanan Ki Srengganan telah dapat dibatasi ketika mereka terkurung dalam barak. Itu dapat terjadi ketika Gajah Mada dan lurah prajurit lainnya mengubah jadwal ronda dan pengawalan. Dalam waktu itu, kawanan yang datang bersama Ki Cendhala Geni dan Ubandhana segera menyerahkan diri ketika menyadari kedua pemimpin mereka telah tidak terlihat bersama mereka.

Sementara kawanan yang dapat keluar dari kota telah dihadang oleh Ki Nagapati beserta pasukannya. Tak pelak yang selanjutnya terjadi adalah pertempuran meletus di sekeliling tembok batas kota.

Dari sisi utara kota, Ra Pawagal memimpin prajuritnya untuk membongkar gardu pertahanan yang lemah penjagaan. Mereka, dengan bantuan Gajah Mada, pelan merambat masuk ke dalam istana Bhre Kahuripan

“Hanya pasukan Ki Nagapati yang dapat memberiku rasa aman,” begitu kata Gajah Mada dalam hatinya. Pendapat itu tidak muncul begitu saja dalam pikirannya. Satu hal penting adalah pengikut Ki Srengganan yang keluar dari kota adalah bagian dari pasukan khusus Kahuripan. Bahkan sebagian adalah pasukan pengawal bhatara. Kelebihan pasukan khusus itu hanya dapat dibendung oleh pasukan Ki Nagapati, maka kekhawatiran Gajah Mada pun mempunyai dasar yang kuat. Dengan kehadiran Ki Nagapati di luar tembok kota, maka Gajah Mada tidak lagi cemas dengan serangan balik dari prajurit-prajurit yang berkemampuan tinggi.

Sejenak Gajah Mada teringat usaha keras Ki Nagapati dalam meyakinkan raja bahwa Lembu Sora dan Gajah Biru tidak bersalah.

Related posts

Tanah Larangan 4

Ki Banjar Asman

Sabuk Inten 8

Redaksi Surabaya

Pertempuran Hari Kedua – 15

Ki Banjar Asman