SuaraKawan.com
Jatim

Tinjau Fasilitas Karantina Balai Diklat Kemenag Surabaya, Panglima TNI Tebar Pujian

Sebagai bagian dari upaya mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meninjau kesiapan Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang dijadikan pusat karantina pasien Covid-19, Kamis (3/2).

Panglima berkeliling dan memastikan kesiapan para relawan serta fasilitas penunjang seperti Klinik Kesehatan Karantina dan ruang tidur. Andika juga memberi semangat bagi para relawan kesehatan.

“Terima kasih banyak, terima kasih atas pelayanan selama ini,” ucapnya kepada relawan.

Menurut Panglima TNI, pelayanan karantina di Balai Diklat Keagamaan Surabaya cukup bagus. Ruangan yang disediakan pun ikut mendapat pujian dari Andika.

“Jadi tempat tidur, lemari perorangan sudah ada. Jaraknya pun di dalam kamar itu menurut saya juga sangat cukup, tidak dempet, airnya cukup kencang,” puji Panglima TNI.

Saat masuk ke kamar, Andika sempat menanyakan mengapa tidak ada fasilitas televisi bagi pasien. Kemudian ia mendapat penjelasan dari petugas.

“Karena policy internal, memang pendidikan ini dalam rangka memaksimalkan penyerapan ilmu memang TV itu ditiadakan. Tapi Wifi juga disiapkan oleh Satgas,” jelas Andika.

Panglima juga memuji fasilitas karantina secara umum, termasuk kondisi bangunan yang masih memadai. Bahkan suasana pun tampak teduh dan tenang karena tumbuh pepohonan di lingkungan sekitar.

Lebih lanjut, Jenderal Andika menegaskan, telah menerjunkan 404 personel kesehatan dari TNI di Jawa Timur (Jatim).

“Sedangkan jumlah gabungan dari Polri, KKP dan Bea Cukai jumlah total 802 relawan kesehatan,” tambahnya.

Terkait peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron belakangan ini, Panglima TNI mengimbau masyarakat tetap waspada, namun tidak panik. Bagi warga dengan gejala ringan batuk pilek ia meminta agar mengurangi kegiatan.

Sedangkan bagi pasien positif baik OTG (Orang Tanpa Gejala) maupun ringan cukup melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Sehingga tidak menambah beban Rumah Sakit yang lebih diperlukan oleh mereka dengan klasifikasi sedang hingga berat atau punya komorbid,” ujarnya.

“Jangan terlalu panik, karena sebetulnya kalau tidak ada rasa apapun walaupun kemudian hasil swab positif cukup berada di rumah mengurangi kegiatan,” tandasnya. (Sumber)