SuaraKawan.com
Politik

Sosok Moeldoko yang Disebut-sebut Ingin Ambil Alih Demokrat

Moeldoko menjadi salah satu orang yang disebut ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.  Merespons isu tersebut, Moeldoko meminta Demokrat jangan mudah baper dan harus menjadi pemimpin yang kuat.

“Saran saya, ya. Jadi seorang pemimpin harus jadi pemimpin yang kuat, jangan mudah baperan, jangan mudah terombang ambing dan seterusnya,” kata Moeldoko kepada wartawan, Senin (1/2. “Kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana diborgol aja,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan selama beberapa waktu belakangan, ia kedatangan banyak tamu, termasuk kader Demokrat. Ia menerima mereka dan mendengarkan curhat mereka.

“Obrolan itu biasa saya awali dari pertanian karena saya suka pertanian. Berikutnya curhat soal situasi yang dihadapi, ya, dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin lihat situasi itu karena saya bagian yang mencintai Demokrat,” tuturnya.

Moeldoko menduga isu kudeta Demokrat ini muncul karena foto-foto usai pertemuan. Ia pun tidak mempermasalahkan soal itu.

“Mungkin dasarnya foto-foto. Ada dari Indonesia timur, mana-mana kan pengin foto sama gue, ya, saya terima saja apa susahnya. Itu menunjukkan jenderal enggak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan, ya, silakan saja. Saya enggak keberatan,” katanya.

Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyatakan sosok yang ingin merebut kursi Demokrat adalah Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko. Hal ini disampaikan Andi Arief melalui akun Twitternya, Senin (1/2). “Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko.

“Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” kata Andi Arief.

Ia tak merinci lebih lanjut soal bukti-bukti apa yang dikantongi sehingga menyebut Moeldoko sebagai jenderal tersebut.

Sebelumnya, Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon juga memberi kode bahwa pejabat yang hendak menggulingkan AHY adalah sosok jenderal. “Aku hanya ingin mengetukmu sebagai sesama orang yang di dalam diri kita ada jasa Pak SBY. Kudoakan engkau baik-baik saja jenderal, tidak kena karma atas lupanya engkau akan sejarah dirimu,” ujar Jansen dalam akun Twitter @jansen_jsp, dikutip pada Senin (1/2).

Usai pensiun dari militer, Moeldoko tercatat masuk ke dalam jajaran pengurus Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang pada 2016.

Di Partai Hanura, Moeldoko tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Dia mendampingi Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina.

Pada 2018, Moeldoko ditunjuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki. Saat SBY menjabat Presiden RI, Moeldoko diangkat jadi Panglima TNI.

Sebelumnya ia pernah menjadi Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Panglima Kodam III/Siliwangi, Wakil Gubernur Lemhannas, Wakil KSAD, dan KSAD. [MT]

Related posts

Kudeta Demokrat, Moeldoko Disarankan Mundur dari Lingkaran Istana

Redaksi Surabaya

Tidak Terima SBY dan AHY Dihina Bodoh, Kader Demokrat Lapor ke Polisi

Redaksi Surabaya

Oh.. Grace. Aku tahu…

Redaksi Surabaya