Namaku Qais, seorang lelaki dengan wajah tampan, mata bulat besar, serta rambut hitam. Aku yang terbiasa menjadi pusat perhatian dan kekaguman karena kepintaranku ini sepertinya ...
Aku tahu bahwa duniaku akan berubah sejak sore itu. Saat cahaya matahari lembut memeluk hamparan melati di samping rumah, suara teriakan Pak Kirno berlomba dengan...
meramu rindu ternyata lebih rumit dari meracik secangkir kopi untukmu padahal dulu aku sempat mengeluh karena butuh waktu lama meracik kopi yang pas di lidahmu...
Di Satu Hari Yang (Cerah) Di bawah langit yang temaram, kita sepakat meronce rindu dan mengikatnya dengan simpul doa yang paling palung. “Jarak akan mengajarkan...
Angin Agustus Dingin Angin memukul-mukul tubuhku Mendesakku untuk menulis sebait puisi untukmu Lalu kau gerakkan tubuhmu begitu lentur Seiring dersik bambu bersahutan bersenandung sendu Haruskah...
Kenangan adalah cetakan roti. Mata terbelalak, jidat mengkerut, bibir monyong lima senti. Dalam hati terbetik tanya, “Kamsud loe?” Otakku munyer seser. Jika kenangan adalah cetakan...
“Lyyyyy, lama banget, sih, ngapain aja coba dari tadi di depan laptop, enggak selesai-selesai? Cuma bikin caption buat dagangan aja galaunya ngalahin Presiden mikirin negara,...
Setiap pagi tiba, sederet jadwal rutin menanti. Memandikan si bocah, menyiapkan sarapan, lalu mengantarnya sekolah. Tiga pekerjaan sekaligus aku lakukan, menjadi perawat, tukang masak, dan...
Menemani sepanjang hari. Sejak seorang manusia mengenal dunia. Tangis pertama, bahkan kotoran pertama yang ia keluarkan. Aku menemani, meski dirinya sendiri tak pernah tahu. Aku,...
Bukan cinta dalam sepotong roti. Itu film! Cintaku bak roti tawar. Hambar. Tak berasa. Kenangan cinta yang dibatasi sekat segi empat tanpa udara. Engap. Susah...