SIDOARJOterkini – Sub Sub Recipient Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (SSR YABHYSA) Kabupaten Sidoarjo menggelar pertemuan lintas sektor bertajuk “Pertemuan Tindak Lanjut Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring DPPM untuk Optimalisasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) terkait Layanan TBC di Kabupaten Sidoarjo” guna mensukseskan eliminasi TB tahun 2030.Sidoarjo 10 Oktober 2023.
Turut hadir pula sebagai narasumber perwakilan ADINKES Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kepala bidang P2 Dinas kesehatan Kabupaten Sidoarjo dr. Muhammad Atho’illah, MM., DPMD Kabupaten Sidoarjo.
Pada kesempatan tersebut SR Yabhysa Provinsi Jawa Timur Siti Maslamah, S.Pd. mengatakan, berdasarkan Global TB Report tahun 2022 yang mengemukakan terkait keadaan kasus TB tahun 2021,menyebutkan bahwa TBC menjadi penyakit menular ke-2 paling mematikan di dunia setelah covid-19. Indonesia menduduki peringkat kedua terbanyak kasus TB sedunia dengan diperkirakan adanya 969.000 kasus.
“Angka ini naik 17% dibandingkan tahun 2020, dengan angka kasus sebesar 824 kasus,”ungkapnya.
Hal tersebut mendorong Indonesia untuk segera bergerak menuntaskan permasalahan TB. Dalam hal ini, tidak hanya sektor pemerintah yang bergerak namun juga termasuk komunitas.
Dijelaskannya, SSR YABHYSA Kabupaten Sidoarjo yang dalam hal ini termasuk ke dalam komunitas peduli TB, ikut memberikan langkah konkretnya melalui berbagai kegiatan. Diantaranya, pelaksanaan Investigasi Kontak, penyuluhan, screening hingga pendampingan pasien sampai sembuh. Pertemuan-pertemuan dengan para pemangku kebijakan juga sering dilaksanakan, salah satunya pada kegiatan kali ini.
“Kegiatan pertemuan tindak lanjut dengan para pemangku kepentingan merupakan kegiatan yang mengemukakan berbagai kegiatan dan upaya yang telah dilakukan oleh berbagai lini sektor,”ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga dibahas perkembangan penemuan kasus TBC, pelayanan kasus TBC, SPM hingga peluang pelibatan desa dalam eliminasi TBC di Kabupaten Sidoarjo. Komitmen pemerintah dalam upaya eliminasi TB juga telah dibuktikan melalui terbentuknya Rencana Aksi Daerah (RAD) TBC Kabupaten Sidoarjo dan akan dilanjutkan dengan upaya implementasi RAD tersebut. Hasil akhir dari pertemuan tersebut yakni menghasilkan strategi konkrit yang dapat dilakukan dengan turut melibatkan semua sektor.
Melalui kegiatan tersebut, telah dihasilkan strategi bersama guna mendukung eliminasi TB tahun 2030. Strategi yang telah dibuat berisikan 10 poin kegiatan yang didalamnya dibutuhkan keterlibatan aktif lintas sektor non kesehatan. Penyebarluasan informasi dan screening dini TB ditingkat dasar seperti RT/RW di setiap desa maupun kelurahan menjadi sasaran penting dalam strategi yang dibentuk.
Pemberian dukungan tambahan nutrisi untuk pasien TB hingga upaya keterlibatan sektor pemerintah tingkat RT/RW dalam menghadapi kasus LTFU pasien TB menjadi salah satu fokus utama strategi. Pasien LTFU TB ialah pasien yang telah terbukti positif TB namun tidak memulai/ putus ditengah pengobatan TB dalam waktu minimal dua bulan.
Kasus LTFU menjadi salah satu fokus utama dikarenakan dapat menularkan ke masyarakat lain maupun berisiko menjadikan pasien TB SO (sensitif obat) menjadi TB RO (Resisten Obat).
“Permasalahan TBC bukan hanya permasalahan dinas kesehatan, namun permasalahan kita bersama sehingga semua sektor harus ikut terlibat dalam upaya eliminasi TBC” ucap PMELC SR YABHYSA Jawa Timur.(*)