Aku hanya ingin tidur malam ini
Merangkai mimpi tentang esok hari
tentang celoteh burung-burung
tentang bunga-bunga yang tersenyum riang
dalam siraman matahari
tentang cacing tanah yang bersungut kesal
karena hujan tak jadi datang
Mataku tetap terbuka lebar
enggan terpicing walau sejenak
Meski lelah dan kantuk memaksanya terpejam
sesuatu menahanĀ tetap terjaga
Akhirnya
ada banyak hal yang membuatku lupa
bahwa tak ada yang abadi di dunia
tidak tangis, tidak juga tawa
mungkin hari ini sebuah peristiwa mencipta luka
namun esok hari, lihatlah!
tangan sang waktu begitu cekatan menyulam luka
menjahit bagian yang robek
kemudian menambalnya dengan kain warna warni bernama tawa
Apa lagi yang hendak aku tangisi?
Adakah yang berubah hingga air mataku habis terkuras?
Ada?
Tidak ada, Sayang
semua telah berputar dalam porosnya
Bukankah kereta hanya melintas pada rel yang telah ditentukan?
Bukankah bunga mekar dan layu pada waktu yang telah ditentukan?
Aku coba membujuk hati dengan tubuh rebah, perlahan.
Aku ucapkan selamat tinggal pada keinginan yang selalu hadirkan resah
Maospati, 010721 – Lina Boegi