Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intelijen) Prof. Dr. Reda Manthovani meraih penghargaan sebagai Kolumnis Inspiratif dari Pembaca Hukumonline 2024.
Hukumonline adalah platform website untuk riset hukum, pemantauan kepatuhan hukum, dan sumber literasi hukum berbasis online.
Adapun kategori Kolumnis Inspiratif diberikan kepada sosok kolumnis Hukumonline dengan beragam rekam jejak di dunia hukum Indonesia yang telah memberi inspirasi positif. Setidaknya sosok tersebut masih mampu meluangkan waktunya untuk berbagai gagasan lewat kolom Hukumonline.
JAM-Intelijen Prof. Dr. Reda Manthovani adalah salah satu dari sedikit kolumnis di kalangan Jaksa sekaligus akademisi yang konsisten mengirim karya opini sewindu belakangan. Karya opini pertamanya yang menembus seleksi Redaksi Hukumonline terbit pada 24 Januari 2017. Sejak saat itu sudah puluhan opininya secara teratur lolos kelayakan terbit di Kolom Hukumonline.
Hal yang penting dicatat bahwa Prof. Dr. Reda Manthovani rutin menggunakan identitas dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Pancasila alih-alih Jaksa dengan jabatan pimpinan di kejaksaan.
Hukumonline menilai sosok Prof. Dr. Reda Manthovani tepat untuk diberi penghargaan melampaui ukuran jumlah views atas karya-karya opininya di rubrik Kolom. Baik sebagai praktisi dengan pengalaman 32 tahun sekaligus akademisi, ia berhasil mencapai puncak karier pada keduanya.
Editor-in-Chief Hukumonline Fathan Qorib mengucapkan selamat dan terima kasih kepada penerima Anugerah Kolumnis Inspiratif yakni JAM-Intelijen Prof. Dr. Reda Manthovani dan berharap agar Para Kolumnis semakin bersemangat dalam mengirimkan karya-karya terbaiknya.
“Semoga inspirasi dari sosok Prof. Dr. Reda Manthovani bisa memberi semangat pada para kolumnis dan calon kolumnis Hukumonline untuk Bersiap menerima Anugerah Kolumnis Favorit Pembaca pada tahun-tahun mendatang,” imbuh Editor-in-Chief Hukumonline.
Secara khusus, JAM-Intelijen mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pimpinan Hukumonline atas penghargaan yang diberikan. Ia berpesan agar “Jangan pernah berhenti menulis untuk meningkatkan kreativitas,” pungkas JAM-Intelijen. (*)