MALANG – Kapores Malang AKBP Putu Kholis Aryana menjadi pembicara dalam Diskusi Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Dewan Komite Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Malang di Esto Coffee, Bululawang, Kabupaten Malang, Sabtu (12/09/2022) siang.
Turut hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang Sodikul Amin dan Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Malang Priyo Sudibyo.
Diskusi kebangsaan dengan tema “Pemuda Penjaga Pancasila” itu digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan 2022 serta dihadiri oleh PMII, GM FKPPI, Pemuda Muhammadiyah, Fatayat NU, KNPI, Baladhika Karya Soksi, Duta Pancasila, serta lebih dari 100 peserta dari berbagai elemen masyarakat.
Sementara dari kepolisian, hadir pula Kapolsek Bululawang Kompol Ainun Djariyah, Kasat Narkoba AKP Harjanto Mukti Eko Utomo, dan Kasat Lantas AKP Agnis Juwita Manurung beserta sejumlah anggota.
Pelaksanaan Dialog Kebangsaan dibuka dan dimoderatori langsung oleh pimpinan redaksi media Times Indonesia, Yatimul Ainun atau karib disapa Gus Ainun.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis sebelum menyampaikan paparannya, menghaturkan permohonan maaf kepada masyarakat Malang Raya terkait peristiwa Kanjuruhan.
“Kami mewakili seluruh jajaran Polres Malang memohon maaf atas kekhilafan, kekurangan, kekeliruan dalam pekerjaan kami untuk melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat. Kami memetik banyak pelajaran, dan kami akan gunakan itu untuk memperbaiki diri,” ucap AKBP Putu Kholis di Esto Coffee Bululawang, Sabtu (12/11).
Lebih lanjut, Kapolres mengatakan bahwa Pancasila merupakan buah dari hasil pemikiran para pendahulu bangsa berpuluh tahun yang lalu. Berbagai gangguan juga masih ada hingga sekarang dan bertransformasi ke berbagai bentuk mengikuti perkembangan jaman. Upaya untuk memecah-belah konsepsi kebangsaan yang sudah disepakati sudah ada sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
Kejahatan, lanjut Kapolres, akan menjadi semakin berbahaya dan berdampak luas ketika perbuatan itu terorganisir, ini yang harus kita perangi bersama. Bagaimana kita bisa menciptakan kekuatan untuk memerangi bersama? Caranya, masyarakat dan seluruh elemen bangsa harus punya daya cegah dan daya tangkal, salah satunya dengan mengamalkan Pancasila.
“Pancasila sejak dulu, saat ini, dan masa yang akan datang masih akan relevan digunakan. Mengawal Pancasila adalah harga mati, dan merupakan suatu keharusan sebagai rakyat Indonesia. Tinggal bagaimana kita bersikap dan mengamalkannya,” tuturnya.
Mengakhiri paparannya, Kapolres mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi mendukung kepolisian dalam melaksanakan tugasnya.
“Bohong jika Polisi bekerja sendiri tanpa keikutsertaan masyarakat. Semua yang dilakukan Polisi telah dibantu dan didukung oleh warga masyarakat,” pungkas AKBP Putu.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sodikul Amin mengatakan bahwa hadirnya NKRI dilandasi oleh berbagai macam suku dan budaya, sehingga adanya NKRI yang berlandaskan Pancasila harus dijaga bersama.
“Sesuai dengan tema, Pemuda Penjaga Pancasila. Penjaga adalah orang yang tidak lalai, dalam arti menjaga, mengamalkan Pancasila. Perlu kita sadari Pancasila adalah pondasi untuk bangsa dan bernegara,” ucap Sodikul Amin.
Sebagai wakil rakyat ia mendorong pemuda di Kabupaten Malang agar punya langkah konkrit untuk menjaga amanah sebagai penjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, lanjutnya.
“Kita berharap Pancasila tidak hanya digaungkan dalam lisan, indah dalam tulisan, tetapi miskin dalam pelaksanaan,” tutur Amin.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Malang Priyo Sudibyo berpendapat bahwa Pancasila tidak dimiliki secara pribadi oleh golongan apapun atau partai manapun, namun semua wajib memiliki Pancasila di dalam hatinya.
“Kita semua berkewajiban untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar yang tidak boleh diganggu siapapun. Kita harus selalu membumikan Pancasila dimanapun berada,” ucap Priyo.
Diskusi Kebangsaan siang itu berlangsung dengan hangat, diselingi tanya jawab oleh peserta dan narasumber.
Salah satunya Ainur Rohman (21) dari PMII Kota Malang yang bertanya kepada narasumber terkait dengan bagaimana cara untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari terutama dari kelompok yang berseberangan.
Menanggapi pertanyaan tersebut AKBP Putu Kholis mengatakan bahwa
salah satu cara adalah dengan mengedepankan teknik komunikasi publik yang baik. Juga setiap insan harus menunjukkan keteladanan dan toleransi yang merupakan representasi dari nilai-nilai Pancasila.
“Cara-cara yang santun dan humanis, lambat laun akan memberi dampak kepada kelompok-kelompok yang tidak sepakat terhadap Pancasila,” ucapnya.
Senada dengan Kapolres, Sodikul Amin mengatakan bahwa agar nilai-nilai pancasila dapat dilaksanakan, pemuda harus bisa memberikan keteladanan dalam sikap dan cara berpikirnya.
“Saat ini kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Sehingga nanti arti pemuda penjaga pancasila itu harus kita aktualisasikan,” tandasnya.