Polres Trenggalek – Memasuki era digital seperti sekarang ini, arus informasi sangat deras dan mudah didapat. Mulai dari media konvensional hingga informasi yang bertebarang melalui platform media sosial. Kondisi ini tentu turut membawa pengaruh yang kuat bagi para penggunanya.
Selain dampak positif, kemudahan informasi melalui saluran internet juga membawa dampak negatif jika informasi yang diterima merupakan informasi yang bersifat hoax, provokatif maupun adu domba yang mengatasnamakan kebebasan berekspresi.
Hal tersebut diungkapkan Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino, S.I.K. melalui Wakapolres Trenggalek Kompol Sunardi, S.Pd. saat menggelar safari jumat sekaligus jumat Curhat di salah satu masjid tepatnya di masjid Sirotol Mustaqim desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Jumat, (2/6).
“Oleh sebab itu, saya berpesan kepada seluruh masyarakat agar lebih berhati-hati dan bijak dalam menanggapi berbagai isu yang muncul di berbagai media sosal.” Ujar Kompol Sunardi.
Pihaknya menambahkan, kebebasan bukan berarti kebebasan yang tanpa batas tetapi kebebasan yang bertanggungjawab. Hal ini sangat penting agar masyarakat memahami bahwa ada batasan-batasan yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar.
Dampak dari penyebaran hoax tidak hanya terbatas pada orang secara individu tetapi juga berpotensi timbulnya konflik sosial antar kelompok.
“Ingat ada Undang-undang nomor 11 tahun 2008 yang mengatur tentang ITE. Jangan mudah terprovokasi oleh berita atau informasi yang belum jelas kebenarannya. Lakukan cek and rechek, finel chek. Jika perlu konfirmasi dengan pihak yang berkompeten agar tidak menjadi masalah di belakang hari. Saring sebelum sharing.” Ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Kompol Sunardi menyerahkan sarana kontak berupa peralatan yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola dan merawat masjid yang diterima langsung oleh takmir masjid disaksikan beberapa tokoh masyarakat dan jemaah salat jumat yang kebetulan turut hadir dan mengikuti kegiatan tersebut..