SuaraKawan.com
Kolom Ustadz

Kawah Sikidang dan Jembatan Sirath

Wisata adalah bagian lain dari yang kita sebut sebagai rida kehidupan. Banyak permisalan atau hikmah yang dapat kita peroleh dari perjalanan rohani yang kerap disebut sebagai piknik atau tamasya.

Kali ini di dataran Dieng yang tidak terlalu jauh dari Candi Arjuna  terdapat kawah Sikidang. Dari Wikipedia, dijelaskan bahwa Kawah sikidang merupakan kawah aktif tersbesar yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Kawah ini memiliki satu telaga air panas kecil dengan air yang selalu mendidih dan lapangan celah gas dengan titik-titik yang selalu berpindah-pindah di dalam suatu lapangan seluas lebih kurang 4 hektare.

Nah pada waktu memasuki kawasan, kita disuguhi tabung gas besar yang mengalirkan belerang. Bau menyengat mulai terasa.  Dan ternyata mendekati pusat kawah pun tidak terlalu sulit. Ada penghubung, yaitu jembatan Kahyangan yang mengantarkan pengunjung dari pintu masuk ke pintu keluar. Suara gemuruh belerang aktif cukup keras terdengar dari kejauhan.

Di tengah-tengah tampak kawah cair yang mengeluarkan asap. Saya tidak membayangkan jika kawah tumpah dan menenggelamkan jembatan. Seisi jembatan akan terkena panasnya belerang. Di pintu keluar tersajikan makanan khas seperti manisan carica, stik kentang, jamur krispi dan sebagainya.

Sewaktu melintasi jembatan Khayangan maka pikiran tertuju pada ‘sirat’, jembatan yang melintas di atas neraka jahanam. Betapa manusia di dunia ini hanya melewati fase-fase kehidupan dan pada akhirnya di akhirat kelak akan melewati ‘sirat’, endingnya jika tidak surga ya neraka. Titian yang membedakan hasil akhir setelah melalui berbagai proses kehidupan di dunia.

“Ihdinassiratal mustaqim, (Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus)”.