SuaraKawan.com
Kolom Ustadz

ISNU Sidoarjo Siap Tindak Lanjuti PPPH ISNU JATIM-BPJPH

Setelah sukses gelar pelatihan Proses Produk Halal (PPH) di beberapa daerah, Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jawa Timur bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal pada Rabu-Kamis, (23-24/3/22) menggelar kegiatan serupa di Sidoarjo. Kegiatan ini bertempat di Pendopo Delta Wibawa Pemkab. Sidoarjo dan didukung Pemerintah Kabupaten.

Pelatihan ini diikuti 96 peserta dari berbagai kecamatan di Sidoarjo. Mereka adalah para aktifis NU, praktisi pendampingan, dan para profesional yang punya pengalaman di bidang masing-masing.

PEMBUKAAN PELATIHAN PPH DI PENDOPO DELTA WIBAWA SIDOARJO 23-03-2022

Selaku Pimpinan Cabang ISNU Sidoarjo, di sela-sela memberikan materi kebijakan Jaminan Produk Halal, saya sampaikan ucapan terima kasih kepada PW ISNU Jawa Timur karena Sidoarjo telah diberi kuota yang tidak sedikit. Ini merupakan berkah bagi ISNU Sidoarjo sekaligus tantangan. ISNU Sidoarjo siap mengawal program ini.

Untuk suksesnya program, pemilihan peserta harus selektif. Saya seleksi berdasarkan biodata dan rekam jejak. Dalam hal ini saya tidak ingin salah sasaran.

Bupati Sidoarjo H. Mudlor Ali dalam sambutannya menegaskan, bahwa pelatihan ini sangat dinanti. Sebab, Sidoarjo memiliki 160 ribu Usaha Menebgah Kecil dan Mikro (UMKM).

“Saya berharap UMKM ini naik kelas. Salah satunya, jika ada yang belum memiliki sertifikat halal, maka ke depan harus bersertifikat halal”, tuturnya.

Maka, untuk mendukung peogram ini, pada persyaratan pengajuan Kredit Daerah, unit-usaha salah satunya harus bersertifikat halal. Maka, setelah ini akan disoundingkan dengan Disperindag dan UMKM agar kegiatan ini tidak hanya sampai di sini. ISNU juga bisa garap komunitas-kominitas usaha binaan Disperindag dan UMKM.

Lebih lanjut Direktur Yayasan Bumi Salawat menegaskan, Sidoarjo saat ini menjadi kawasan industri halal. Maka, sudah selayaknya ada laboratorium halal. Ormas (ISNU), Pemkab, Badan Usaha Milik Daerah bisa disinegikan. Menurutnya kawasan industri halal harus dikelola dari hulu sampai hilir. Kepastian ini perlu diperkuat. “Saya berharap kawasan industri halal di Sidoarjo menjadi industri halal seutuh-utuhnya”, ungkapnya.

Sementara itu Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jawa Timur, melalui kegiatan ini berharap, Pertama Industri Menengah Kecil Naik kelas. Kedua, dakwah itu lebih luas masyarakt muslim hidup secara halal.
Menurut Prof. Mas’ud, hidup halal yang dimaksud adalah memastikan bahwa produk makanan dan barang-barang lain yang bersentuhan langsung dengan aktivitas sehari-hari dipastikan halal.

“Jika semuanya sudah dipastikan halal, maka percepatan Indonesia menjadi pusat halal pada tahun 2027 akan segera tercapai. Kalau kita hidup, memiliki rizki, bergaul dan bekerja secara halal maka negara kita akan sejahtera dan duniapun akan sejahtera”, paparnya.

“Halal adalah prinsip. JIka kita sudah mendapatkan rejeki yang halal, mąką harus dipastikan konsumsi kita halal. Produk-produk yang ada ini harus halal semua, karena tidak hanya masyarakat yang mengonsumsi, tapi juga dikirim ke luar,” imbuh Guru Besar Ilmu Pemerintahan yang juga Komisaris Bank Jatim ini.

Indonesia sebagai Industri halal terbesar di dunia berasal dari propinsi Jawa tinur. Ini perlu dibesarkan dan dikuatkan dalam hal produk halal. Menurutnya, 40 % tranportasi itu dari Jatim. Trilyunan dari Jatim bergerak ke indonesia.
“Karena itu untuk meresponnya, kader kita harus siap. Kita boleh moderen. Kita boleh menjadi orang top”, pungkasnya.

 

 Sholehuddin