SIDOARJOterkini – Proyek betonisasi jalan ruas Tarik sampai Mliriprowo bakal segera dikebut pengerjaannya. Targetnya akhir bulan Juni 2023 sudah dimulai pengerjaannya. Hal itu disampaikan langsung oleh Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat menggelar dialog dengan warga Desa Singogalih Kecamatan Tarik, Sabtu malam, (11/6).
Kabar dari Bupati Ahmad Muhdlor itu menjadi kabar baik bagi warga Sidoarjo Barat khususnya warga Tarik yang selama ini berharap wilayah Sidoarjo barat mendapatkan perhatian dari Pemkab Sidoarjo. Perlu diketahui bahwa ruas jalan Tarik-Mliriprowo melewati sejumlah desa yang padat penduduk. Salah satunya Desa Singogalih.
Bupati Muhdlor imengatakan proyek tender jalan Tarik-Mliriprowo sudah ada pemenangnya. Penentuan pemenangnya sudah dua Minggu yang lalu. Namun saat itu masih ada sanggahan dari peserta lelang tender lainnya. Tiga hari yang lalu pemenangnya sudah ditetapkan kembali setelah dua Minggu proses sanggahan.
“Tanggal 20 Juni sudah berkontrak, dan keluar SPK (Surat Perintah Kerja) tanggal 23 Juni, jadi tanggal 23 Juni besok targetnya sudah mulai dikerjakan, dimulai dari balai Desa Tarik sampai Mliriprowo,”ujarnya.
Dirinya mengakui jalan tersebut seharusnya memang dikerjakan di bulan Mei kemarin. Penundaan itu bukan tanpa alasan. Sebab rencana awal betonisasi hanya sampai Desa Bocok. Tidak sampai Mlirip. Menurutnya tanggung jika hanya dikerjakan sampai Desa Bocok. Tidak sampai Mlirip dengan panjang 5 km.
“Setelah kami konsultasikan, akhirnya kami minta betonisasi sekalian sampai Mlirip, kami pikir betonisasi jalan 200 meter atau 1 kilo maupun 5 kilo itu macetnya sama saja, jadi sekalian saja 5 kilo sampai pucuk Kecamatan Tarik Desa Mliriprowo,”ucapnya.
Bupati mengatakan nanti akan ada sosialisasi betonisasi jalan Tarik-Mliriprowo. Setelah itu dilakukan pengerjaan ditanggal 23 Juni 2023. Ia meminta masyarakat bersabar saat proyek betonisasi dilaksanakan. Macet dan debu selama pengerjaannya pasti akan mengganggu aktivitas masyarakat.
“Betonisasi ini sementara mengganggu panjenengan, namun inshaalloh 20 tahun kedepan masyarakat tidak akan terganggu rusaknya jalan ini, menurutku betonisasi ini solusi terbaik dari pada setiap tahun harus menambal bila dilakukan pengaspalan,”ujarnya.
Ia mengatakan kerusakan jalan Tarik-Mliriprowo disebabkan lalu lalang kendaraan berat yang melebihi tonase jalan. Ditenggarai mobilitas kendaraan berat itu sedang mengerjakan proyek jalur ganda (double track) perlintasan kereta api sepanjang Mojokerto-Sidoarjo. Berat muatannya bisa mencapai 35 ton. Padahal kelas jalan Tarik-Mlirip hanya 10 ton.
“Jalan penjenengan ini sebenarnya untuk dilalui kendaraan berat 10 sampai 12 ton, kalau yang lewat kendaraan yang sedang mengerjakan double track itu 35 ton ya wassalam,”pungkasnya. (cles)