SuaraKawan.com
Bab 3 Bergabung

Bergabung 11

Kata-kata lantang yang berisi perintah dan petunjuk dari petugas ujian dirasakan seperti pembakar semangat. Maka, kemudian, para peserta yang dibagi menjadi lima kelompok itu segera berbaris rapi dengan cekatan. Ketika isyarat berikutnya diberikan maka tahap akhir pun dimulai. Para perwira dan petugas telah berada di tempat masing-masing untuk memberikan penilaian.

Para peserta memperlihatkan kemampuan dalam menggunakan senjata. Mereka mampu melepaskan anak panah ketika berada di atas kuda yang melaju cepat dan kebanyakan dari mereka dapat mengenai sasaran yang ditetapkan, yaitu berupa lingkaran pada sepenggal kayu yang terus menerus diayunkan depan-belakang.

Sebagian dari mereka mengalami kegagalan ketika berlari seraya melontarkan tombak seraya meloncati balok kayu yang dipasang sebagai halang rintang. Namun mereka saling memberi semangat. Sorakan peserta kelompok lain yang terus menggema menjadi pendorong semangat bagi mereka yang berada di regu yang berbeda, meskipun mereka terjatuh atau lontaran tombaknya gagal mengenai sasaran.

Demikianlah saat hari menjelang senja, maka para perwira dan petugas ujian mulai memberikan hasil penilaian setiap peserta. Ada di antara peserta yang tidak dapat diterima sebagai prajurit khusus namun diizinkan untuk menjadi prajurit biasa.

Malam itu di barak Ki Tumenggung Lembu Pitungan, para peserta yang diterima sebagai prajurit khusus meluapkan kegembiraan secara terbatas. Mereka tidak dapat mengadakan perjamuan karena besok pagi-pagi harus meninggalkan barak. Salah seorang perwira dari gugus tugas Ki Rangga Gubah Baleman datang untuk menyampaikan pesan, bahwa prajurit yang baru diterima harus segera bergabung dengan kesatuan lain di bawah pimpinan Gubah Baleman.

“Kalian mungkin masih dalam keadaan bahagia, namun esok pagi kalian harus segera berangkat untuk bergabung dengan pasukan yang dipimpin Ki Rangga Gubah Baleman. Tugasku berakhir sampai di sini, aku hanya menguji kalian dan untuk pendadaran serta pengenalan dasar-dasar keprajuritan akan kalian dapatkan di Selakurung. Segala sesuatu yang terkait dengan kalian akan disiapkan oleh para petugas. Kalian dapat beristirahat lebih awal karena besok pagi akan melakukan perjalanan empat hari jalan kaki,” pesan Ki Lembu Putingan terdengar tegas dan jelas.

Lalu pagi-pagi sekali, dari regol barak prajurit pimpinan Lembu Pitungan, terlihat barisan orang berjajar tiga-tiga. Mereka adalah prajurit baru, termasuk Toh Kuning, yang keluar meninggalkan barak setelah melakukan upacara untuk kerohanian mereka,. Mereka melangkah tegap dalam susunan yang tampak kokoh dan rapi. Barisan pasukan khusus itu dipimpin oleh seorang perwira yang bertubuh tegap dengan sebilah pedang tergantung di belakang punggungnya. Toh Kuning yang berada di bagian belakang barisan berjalan dengan langkah ringan dan wajah yang terlihat cerah. Ia merasa telah membuat satu langkah maju dalam mengikuti pesan gurunya.

“Mungkin inilah awal sebuah jalan panjang yang akan aku tempuh,” desis Toh Kuning dalam hatinya. Sementara tanpa sadar seorang rekannya memperhatikan raut muka Toh Kuning yang sering terlihat tersenyum sendiri.

“Apakah kau akan meminang seorang gadis, Toh Kuning?” tanya rekannya.

Wajah Toh Kuning sedikit memerah dan agak gugup ia menjawab, ”Tidak. Aku hanya terlalu senang dengan keadaan ini.”

“Oh, benarkah? Kau terlalu senang karena kau yakin jika ia tidak akan menolak pinanganmu,” berkata rekannya sambil menahan tawa. Toh Kuning menggeleng lalu menyembunyikan wajah dengan melempar pandangan pada sawah yang tersusun rapi di bawah jalanan yang mereka lalui.

Kelompok prajurit baru itu memang menarik perhatian orang yang berpapasan dengan mereka termasuk rombongan prajurit yang meronda. Namun tidak ada sesuatu yang menonjol dari mereka karena mereka tidak menenteng senjata. Kebanyakan dari mereka menempatkan senjata di tempat tersembunyi seperti di punggung atau diselipkan di bagian pinggang. Orang dapat mengenali mereka dengan melihat lambang keprajuritan yang tersemat di bagian depan pakaian mereka dan umbul-umbul yang dibawa oleh prajurit Lembu Pitungan yang berada di depan.

Related posts

Merebut Mataram 12

Ki Banjar Asman

Siasat Ken Arok 3

Ki Banjar Asman

Merebut Mataram 32

Ki Banjar Asman