Polres Trenggalek – Usia pelajar nampaknya masih menjadi perhatian bagi jajaran Satlantas Polres Trenggalek. Hal ini terlihata dari gencarnya edukasi dan sosialisasi yang dilakukan di sekolah-sekolah terutama pelajar sekolah menengah.
Dalam edukasi ini, Polantas menggunakan berbagai metode yang terbilang unik karena tidak hanya sebatas ceramah dengan suasana yang formal seperti layaknya pembelajaran dalam kelas, namun menggunakan metode yang lebih meneyenangkan dan pelajar lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh nara sumber.
Hari ini, Unitkamsel Satlantas Polres Trenggalek menyambangi SMP negeri 6 Trenggalek. kehadiran para petugas ini disambut oleh guru maupun tenaga pendidik setempat. petugas terlahat menyapa dan membaur dengan siswa-siswa yang saat itu tengah berada di kantin. Rabu, (21/8).
Maklum saja saat itu memang pas jam istirahat, jadi siswa-siswi lebih banyak berada di kantin dan spot lainnya seperti taman sekolah dan lain-lain. Sembagi berbincang, kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh petugas untuk menyampaikan berbagai hal khususnya tentang kelalulintasan.
Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranu Dikarta, S.I.K., M.Si. melalui Kasatlantas AKP Agus Prayitno, S.H. menegaskan, pola edukasi memang harus menyesuaikan dengan tingkatan usia dari anak-anak. dengan berbincang secara langsung didukung dengan suasana yang santai dinilai lebih menyenangkan dan lebih mudah diterima.
“Kalau situasi formal, anak-anak justru gampang bosan. Dengan interaksi seperti ini, saya kira lebih efektif.” Ungkapnya.
Demikian pula dengan materi yang disampaikan, tidak terlalu fokus kepada aturan sebagaimana teks dalam undang-undang tetapi diungkapkan dengan bahasa-bahasa kekinian serta contoh kongkrit yang kerap ditemui sehari-hari berikut dampak yang ditimbulkan.
“Seperti misalnya bagaimana dampak tidak menggunakan helm bagi keselamatan, pelanggaran rabu, marka maupun lampu lalu lintas saat berkendara. Dari sistu, pelajar bisa berfikir kritis untuk kemudian mematuhi.” Imbuhnya.
Masih kata AKP Agus, edukasi tertib berlalu lintas harus terus ditanamkan kepada generasi Z maupun generasi Alpha. Menurutnya, mereka adalah generasi masa depan Indonesia yang sudah selayaknya dilindungi dan diperhatikan dengan baik sehingga kedepan mereka bisa menjadi generasi yang mampu membawa perubahan dan peopor keselamatan berlalu lintas.
Disamping itu jika dilihat dari data, keterlibatan usia pelajar baik kecelakaan maupun pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Trenggalek masih cukup tinggi. Dengan gencarnya edukasi dan sosialisasi ini diharapkan tumbuh generasi-gerasi muda Trenggalek yang tidak hanya cerdas dan tangguh tetepi juga menjadikan tertib berlalu lintas sebagai cerminan budaya dan peradaban.