SuaraKawan.com
Trenggalek

571 Pelanggar Lalu Lintas di Trenggalek Terjaring Selama Operasi Patuh Semeru 2024

Polres Trenggalek – Operasi Patuh Semeru 2024 telah berakhir. Operasi bidang kekalulintasan yang digelar selama 14 sejak tanggal 15 sampai dengan 28 Juli 2028 tersebut dinilai berhasil menekan angka pelanggaran maupun kecelakaan lalu lintas khususnya di wilayah Kabupaten Trenggalek.

Kapolres Trenggalek AKBP Indra Ranu Dikarta, S.I.K., M.Si. melalui Kasatlantas AKP Mulyani, S.E,, M.Si. menuturkan, dalam Operasi Patuh Semeru 2024 tersebut, Polres Trenggalek menerapkan pola preemtif, prefentiv maupun penegakan hukum atau represif. Selasa, (30/7).

“Ketiganya digelar secara simultan dan berkesinambungan sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal sebagaimana tujuan dari operasi itu sendiri yakni Kamseltibcarlantas yang kondusif dan menekan angka pelanggaran maupun fatalitas kecelakaan lalu lintas.” Ungkapnya.

Pola preemtif sebagai upaya membentuk karakter disiplin dan tertib berlalu lintas masyarakat diselenggarakan berupa kegiatan sosialisasi melalui media sebanyak 108 kali, edukasi kepada masyarakat dan kelompok rentan 270 kali serta konten media sosial sebanyak 70 kali. Sedangkan kegiatan preventif difokuskan pada pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli.

Selama Operasi Patuh Semeru 2024 berlangsung, setidaknya terdapat 571 pelanggar yang terjaring dan mendapatkan sanksi Tilang. Angka tersebut merupakan komulatif dari ETLE maupun penindakan manual.

“Pelanggaran tertinggi adalah pelanggaran marka/rambu sebanyak 403 pelanggar, berkendara dibawah umur 75 pelanggar, tidak menggunakan helm SNI 44 pelanggar, lampu lalu lintas 23 pelanggar, tidak menggunakan safe belt 8 pelanggar, muatan 4 pelanggar, tidak sesuai spektek 2 pelanggar dan pelanggaran lain-lain berupa kelengkapan berkendara seperti surat-surat dan SIM sebanyak 12 pelanggar.” Jelas AKP Mulyani.

AKP Mulyani menambahkan, dari keseluruhan pelanggar tersebut, 526 diantaranya adalah pengguna sepeda motor, disusul mobil pribadi sebanyak 30, mobil penumpang 14 dan bus sebanya 1 pelanggar.

Sementara jika ditinjau dari aspek profesi, Karyawan/swasta masih mendominasi mencapai 400 pelanggar, pelajar 84 pelanggar, PNS/ASN 48 pelanggar, pengemudi atau sopir 18 pelanggar dan profesi lain sebanyak 21 pelanggar.

Sedangkan untuk laka lantas selama operasi patuh semeu 2024 berlangsung, terjadi sebanyak 15 kali dengan korban luka ringan sebanyak 21 orang. Dari angka tersebut, 8 orang diantaranya adalah berprofesi karyawan atau swasta, pelajar/mahasiswa 6 orang dan profesi lain 7 orang. Laka lantas sebagian besar melibatkan sepeda motor sebanyak 21 unit, mobil barang 3 unit dan mobil penumpang 1 unit.

Angka ini turun 40% jika dibandingkan dengan 14 hari sebelum operasi dimana terjadi 25 kali laka lantas. Demikian pula pada Operasi Patuh Semeru tahun 2023 yang lalu mencapai 17 kali atau turun 11%.

“Meski Operasi Patuh Semeru 2024 ini telah berakhir, bukan berarti upaya kita dalam mengelola Kamseltibcarlantas menjadi kendaor. Sebaliknya, akan lebih kita intensifkan baik melalui langkah preemtif, preventif maupun represif sehingga kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas semakin meningkat dan tentunya diharapkan angka pelanggaran dan kecelekaan lalu lintas juga semakin menurun.” Pungkasnya.