SIDOARJOterkini – Keberadaan Proyek pengairan di sungai Kedung Uling yang terletak di Desa Kemantren Tulangan dikeluhkan warga, hal tersebut karena tercaploknya jalan umum dekat sungai, Kamis 11 Juli 2024.
“Lebar jalan desa termakan pasangan batu hingga 50-70 centimeter,”ungkap Pandi salah satu warga yang rumahnya di sekitar proyek.
Dijelaskannya, sebelum pengerjaan tidak ada sosialisasi kepada warga, dan tiba-tiba material dan alat-alat proyek diturunkan di lokasi.
“Warga di sini tidak tahu ini proyek siapa, panjang dan anggarannya berapa, pengadaan atau pemeliharaan, Proyek pemerintah kok tidak ada papan proyek, warga menduga proyek ini siluman,”ucapnya.
Keluhan tersebut bermula saat warga menanyakan keberadaan proyek yang terlalu menjorok ke luar sehingga mempersempit jalan desa.
“Saat itu ada pak Kades, pelaksana dan dari pihak PU, saat itu bilangnya proyek ini tidak mungkin makan jalan desa, namun setelah beberapa minggu dikerjakan hasilnya seperti ini,”ucapnya.
Dikatakan juga pihak warga juga sempat protes ke Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono namun tidak ada tindak-lanjut terkait keberadaan pengerjaan proyek pengairan tersebut.
“Pak Dwi juga sudah ditelfon salah satu warga terkait keberadaan proyek ini,namun juga tidak ada pembetulan,”ucap Pandi.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Zainal mengatakan, proyek pasangan batu di sungai Kedung Uling l dikerjakan kontraktor dengan asal-asalan tanpa memperhatikan lingkungan sekitar lokasi proyek.
“Lokasi proyek sangat dekat dengan masjid dan TPQ, yang banyak sekali anak kecil mengaji, harusnya pihak kontraktor memberikan rambu ataupun tali pengaman disekitar lokasi, apalagi kan banyak lubang , sangat membahayakan bagi anak-anak kami,”ucapnya.
Pantauan di lokasi, keberadaan proyek pengairan di sungai Kedung Uling Tulangan tidak dilengkapi dengan papan proyek dan terlihat memakan jalan desa. Di lokasi juga tidak ada rambu peringatan yang tentunya membahayakan warga. (cles)