MALANG – Polres Malang terus mengintensifkan Forum Jumat Curhat sebagai langkah inisiatif menyerap aspirasi masyarakat.
Kali ini, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana memimpin kegiatan tersebut di Pondok Pesantren (Ponpes) Rakyat, di Jalan Kopral Suradi 98, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, pada Jumat (1/3/2024).
Dalam forum Jumat Curhat, Kapolres Malang didampingi oleh pejabat utama Polres dan Muspika Kecamatan Sumberpucung. Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh pengurus dan ustaz Pondok Pesantren Rakyat.
Bertempat di kediaman Pengasuh Ponpes Rakyat, KH Abdullah Syam, acara ini tidak hanya menjadi wadah untuk curhat masyarakat, tetapi juga sebagai bentuk silaturahmi.
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, menjelaskan bahwa kegiatan Jumat Curhat merupakan bagian dari program Polri untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap aspirasi.
Sejak awal tahun 2024, pihaknya telah berkeliling ke pondok pesantren untuk mendengarkan saran, masukan, dan pendapat dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari para Kiyai, guna melakukan perbaikan kinerja di masa mendatang.
“Kami berusaha berbenah diri dengan mendengarkan saran dan masukan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk dari para Kiyai, untuk memperbaiki pelayanan Polres Malang ke depannya,” ujar AKBP Putu Kholis di Ponpes Rakyat, Sumberpucung, Jumat (1/3).
Beberapa isu utama yang dibahas dalam kegiatan Jumat Curhat kali ini adalah komitmen Polres Malang untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Malang.
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, mengungkapkan bahwa lebih dari 150 orang meninggal akibat kecelakaan di wilayah tersebut pada tahun 2023.
Merespon fenomena tersebut, Polres Malang berupaya secara maksimal untuk menekan angka kecelakaan dan dampak fatalitasnya.
“Kami terus berupaya menekan angka kecelakaan lalu lintas dan meminimalkan jumlah korban. Data menunjukkan bahwa kebanyakan korban adalah usia produktif, yang berdampak pada keluarga dan ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Rakyat, KH Abdullah Syam, turut memberikan pandangan terkait kebijakan pondok pesantren yang selama ini gratis.
Kiyai Abdullah menekankan pentingnya memberdayakan ekonomi masyarakat yang kurang mampu dengan konsep manfaat kepada rakyat.
“Pendidikan di pondok pesantren bisa berkualitas tanpa harus mahal. Kami ingin menunjukkan jika gratis bisa berkualitas,” ungkap KH Abdullah Syam.
KH Abdullah juga memberikan saran kepada kepolisian terkait langkah preventif, yakni melalui program Polisi Mengajar yang dilakukan secara masif di desa-desa.
Program ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait antisipasi terhadap masalah hukum, kriminalitas, narkoba, dan lainnya.
“Langkah preventif seperti program Polisi Mengajar bisa memberikan sosialisasi di desa-desa terkait narkoba, keamanan, dan ketertiban di jalan raya. Ini bentuk antisipasi yang sifatnya jangka panjang,” papar KH Abdullah.
Forum Jumat Curhat di Pondok Pesantren Rakyat merupakan langkah konkret Polres Malang untuk menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat dan secara aktif menerima masukan guna perbaikan dan peningkatan pelayanan kepolisian. (*)