Kenangan adalah cetakan roti.
Mata terbelalak, jidat mengkerut, bibir monyong lima senti. Dalam hati terbetik tanya, “Kamsud loe?”
Otakku munyer seser. Jika kenangan adalah cetakan roti, maka roti apakah yang sanggup aku cetak dari sebaris kenangan? Bolu, bluder, croisant, atau roti tawar?
Ah ya, aku ingat sekarang! Orang bijak berkata, “Sepahit apapun jika sudah menjadi kenangan akan terasa manis.”
Kenangan adalah cetakan roti.
Kita sanggup mencetak aneka macam cerita semanis gula, madu, bahkan cokelat terlezat dari sebuah adonan gosong yang datang dari masa lalu.
Apakah kamu setuju?
#sebagai tugas mengenal tulisan elek