Surabaya, suarakawan.com – Warga dan kader lingkungan RT 03 RW 04 Kelurahan Perak Utara sangat antusias dalam penilaian tahap I lomba Surabaya Smart City (SSC) yang telah dilaunching pada 5 Juli 2022 lalu oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dengan tema “Ekonomi Kerakyatan Berbasis Lingkungan”.
Raut wajah yang lelah berbalut senang dan bangga ini menghiasi wajah para kader dan pengurus Rukun Tetangga (RT) 03 dalam penilaian. Yel-yel pun dilontarkan secara serentak dan keras oleh ibu-ibu.
Dalam lomba SSC 2022 di Rukun Warga (RW) 04 Kelurahan Perak Utara yang dinahkodai oleh Budiono kali ini diwakili oleh 4 RT diantaranya adalah RT 01, RT 03, RT 07 dan RT 08. Meskipun bisa dikatakan belum sempurna, mereka tetap berusaha maksimal dalam mengikuti SSC.
“Kalah menang urusan mburi seng penting kampunge resik, wargae gelem jogo lingkungan (kalah menang urusan belakangan, yang terpenting adalah kampung menjadi bersih. Warganya mau menjaga lingkungan)”, celetuk salah satu kader yang peduli akan kebersihan, Senin (8/8) pagi.
Seperti yang kita ketahui, tujuan diadakannya lomba SSC kali ini selain pengelolaan lingkungan adalah agar warga bisa saling menjaga kampungnya supaya terhindar dari kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, stunting dan lain sebagainya.
Dalam penilaian tahap I SSC 2022 tersebut juga dihadiri Lurah Perak Utara Tri Sukoyono, S.Sos. Dalam kesempatan itu, Tri juga menyampaikan agar jangan mencari kemenangan saja tapi juga dapat terus berkembang. “Jangan bertujuan meraih kemenangan saja, tapi harus lebih berkembang dan berkelanjutan,” ungkap Tri.
Pada SSC 2022 ini, banyak poin-pont penting yang disajikan oleh RT 03, diantaranya adalah pengelolaan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik tersebut dipilah untuk ditabung ke Bank Sampah Wani (BSW) dan sebagian dijadikan kerajinan. Sedangkan sampah organik diolah untuk dijadikan pupuk cair (POC) serta pupuk padat.
Selain pengelolaan sampah, RT 03 yang juga dinamai ‘Kampung Edukasi dan Swakelola Sampah’ ini juga menyajikan produk-produk UMKM, tanaman hidroponik, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Lubang Resapan Biopori (LRB), stand kerajinan dari sampah daur ulang, dan tanaman buah dalam pot (tabulampot).
Dari segi kependudukan dan teknologi pun tak luput dari penilaian, yaitu adanya sebuah website dan aplikasi E-LAP yang dibuat sendiri oleh warga. Aplikasi tersebut di dalamnya terdapat data-data penduduk yang telah diinput. Dari data tersebut tersedia laporan otomatis tentang kependudukan.
Seperti yang disampaikan Ketua RT 03 Ali Imron. Dengan adanya E-LAP ini, pengurus RT sangat terbantu. “Kami akan terus menyempurnakan E-LAP dan menyesuaikan dengan kebutuhan RT. Karena dengan adanya aplikasi tersebut, kami sangat terbantu” kata Ali Imron ketika mendampingi juri SSC, Senin (8/8).
Di sisi lain adanya Bank Sampah Wani yang dikelola oleh kader-kader muda dapat dirasakan dampaknya bagi lingkungan sekitar. Banyak pegiat-pegiat lingkungan yang lahir dari didirikannya BSW. Sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan sering dilakukan oleh para pengurus BSW.
Seperti yang dilakukan baru-baru ini, pengurus BSW melakukan sosialisasi dan belajar bersama tentang komposter yang diadakan di RT 03, Minggu (31/7) dan sosialisasi pemilahan sampah yang dilakukan di RT 05 dan RT 08, Jumat (5/8) lalu. Tujuan sosialisasi tersebut adalah guna menyadarkan warga akan bahayanya sampah dan mau menjaga lingkungan sekitar. Pengelolaan sampah pun harus dilakukan dari sumber timbulnya sampah itu sendiri atau dilakukan dari skala rumah tangga.
Seperti yang disampaikan Denik Arie Wahyuni Ketua BSW, sampah harus dikurangi dengan cara pemilahan dan pengolahan.
“Salah satu cara untuk mengurangi timbulan sampah adalah melakukan pemilahan dan pengolahan sampah itu sendiri. Kita harus jeli, mana sampah yang dapat didaur ulang dan mana sampah yang harus dibuang, sampah organik maupun sampah anorgaik,” ungkap wanita yang akrab dipanggil Budhe Dhenik. (res)