Sebaris pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Patraman namun sangat menusuk hatinya. Kedua matanya merah menyala karena marah, urat malu memenuhi setiap garis wajah Patraman....
Sejumlah peserta, satu, dua atau lebih dari itu, tampak kesulitan untuk melakukan perburuan kelinci atau binatang yang dapat menjadi obat penawar. Namun mereka tetap berjalan...
Di bawah temaram cahaya merah, Patraman mencoba mengenali penyerangnya. Ia merasa mengetahui dasar gerakan dan bentuk tubuh lelaki muda yang berkelahi garang di hadapannya. Ia...
Ki Tumenggung Lembu Pitungan manggut-manggut sebentar. Lalu ia memutuskan, ”Baiklah, Ki Rangga, kau dapat bermalam disini atau mungkin kau akan kembali ke barak pasukanmu jika...
Lalu Toh Kuning segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan bersama Gubah Baleman. Mereka berdua akan mendatangi tempat yang khusus untuk menerima prajurit baru. Setelah menyampaikan...
Ki Cendhala Geni segera merendahkan tubuh lalu berguling, ia menjauh dari ancaman pedang yang menebar bau wangi negeri orang mati. Sejurus kemudian, sekali lagi, kedua...
“Aku tidak ingin berkelahi hidup mati denganmu, Toh Kuning,” tukas Ken Arok. Ia mengatur napas sejenak, kemudian, ”Jika aku kembali ke padepokan dengan rencana penyerangan...
Mentari memantulkan sinar di permukaan laut yang terletak tak jauh dari rawa-rawa. Cahaya merah keemasan tampak bermain di atas gelombang kecil, berkilauan seolah kerlip bintang...
“Ken Arok. Bukan aku tidak berusaha mencarimu tetapi aku tidak mendapatimu di alas Kawitan ketika aku telah sembuh. Aku bertanya pada banyak orang dan kau...
Murid Begawan Bidaran itu kemudian melihat sosok bayangan berdiri dalam keremangan senja. Ketika ia semakin dekat dengan bayangan itu, tiba-tiba bayangan itu berlari menjauh dengan...