Aku tengadah, menatap langit yang mulai dirambati suram. Aku tengok ke tempat api unggun, apakah seseorang telah menyakan api? Ah ya, aku melihatnya. Lidah api...
Aku tidak menghitung waktu yang berlalu. Saat itu aku tengah berada di dalam duniaku sendiri. Samar-samar aku mendengar suara ibu menyebut namaku. Ah, sulit bagiku...
Suara ibu menyusup relung kalbu untuk membawa kesadaranku kembali. Aku memandang sekitar. Dua pelayanku telah meninggalkanku sendiri. Oh ya, hari menapak siang. Mentari akan berada...
“Sang Hyang,” ucap seorang pelayan ketika aku telah berada di sisi tempat berendam. Aku memandangnya sekilas dengan selarik senyum sebagai ungkapan terima kasih. Sepatutnya aku...
Aku ingin terbang melintasi pulau dan lautan dengan sayap yang belum penuh bertunas. Aku ingin menyapa burung-burung pipit yang melintas di atas sawah-sawah di Kalingan....
Aku raih punggung tangan ibu, lalu keluar menemui utusan ayah. Seperti itulah sikapku setiap kali orang asing bermalam di rumahku. Mereka akan berkisah mengenai bukit-bukit...
Matahari terus menapak semakin tinggi. Kabut telah beranjak dan angkasa begitu cerah pada siang itu. Aku duduk berdua dengan ibuku di beranda. Beliau terlihat sangat...
Aku memasuki sebuah ruang yang berhawa tetapi tidak mempunyai angkasa. Aku tidak melihat tempatku berpijak, tetapi aku tidak melayang. Sesuatu yang padat lagi kenyal menjadi...
Tiba-tiba aku merasa lapar, dan tanpa tahu penyebabnya, perih dan gatal mendadak sirna. Mungkin karena aku terpana dengan yang terpampang di depan mataku. Bisa karena...
Rasa gatal semakin dalam memasuki tubuhku. Ia tidak lagi merambat permukaan kemaluan, tetapi menyusup ke bagian dalam. Di balik kulit perutku, di setiap pembuluh darahku,...