Suasana pagi yang semakin naik masih terasa segar, apalagi jika melihat aliran air jernih yang selalu mengikut ialur jalan-jalani tu. Lambaian daun-daun hijau di antara...
Tapi tiba-tiba Thole kembali berbicara, “Kakang, apakah Kakang berdua telah berpapasan dengan empat orang penunggang kuda?” Wirantaka, juga Tanjung sama-sama mengerutkan wajahmendengar ucapan saudara muda...
Beberapa lama kemudian Semambung melangkah memasuki ruangan yang dipenuhi orang-orang ang mempunyai kecakapan khusus dalam peperangan. Sebenarnya ia ingin menolak panggilan itu, tetapi kemudian prajurit...
Anak gembala itu kembali termangu-mangu seperti ragu-ragu untuk menjawab apa yang dipertanyakan pemimpin rombongan berkuda itu. “Kenapa kau diam le” – – sergah pemimpin rombongan...
Kabut pagi masih begitu pekat menyelimuti jalan-jalan Kademangan Janti seperti menghalangi berakhirnya cahaya kegelapan malam yang mencapai muaranya. Sementara Matahari masih belum menampakkan wajahnya yang...
Tidak ada alasan bagi kita untuk menyerahkan Blambangan esok pagi. Jika Blambangan harus jatuh ke tangan Demak, itu terjadi setelah mereka mengorbankan diri hingga tiada...
Ra Kayumas berderai tawa. Keris berpamor merah tua telah keluar dari sarungnya dan berputar sangat cepat mengurung senapati Demak, Mahesa Karta. Mahesa Karta berloncatan beringsut...
Namun usaha mereka menemui hambatan ketika para prajurit Demak menghanguskan semua yang ada di atas kapal. Maka tak ada lagi pilihan bagi orang-orang Blambangan...
Gelar yang mirip Supit Urang itu lantas berubah menjadi gelar yang lain. “Cakrabyuha,” desis Raden Trenggana tatkala melihat perubahan gelar pasukannya....
Tanpa perlawanan yang memadai dari prajurit Demak, Banyak Kitri menghentak lambung kapal berulang-ulang. Maka air pun menyembul dari bawah dan perlahan mulai menggenangi bagian dalam...