“Orang tercepat di antara mereka adalah ia yang ditunggu Ki Patih,” desis Kiai Bagaswara sebelum menetapkan hati memburu Ki Sekar Tawang. Namun lintas pikirannya bergerak...
Kemampuan Agung Sedayu berpindah-pindah jalur ilmu membuktikan bahwa ia telah menguasai tiap bagian yang diajarkan oleh Ki Waskita dan Kiai Gringsing. Usaha Ki Patak Ireng...
Kemarahan pengikut Raden Atmandaru semakin menjadi-jadi, oleh karena itu, perkelahian meningkat semakin hebat. Kesungguhan mereka dalam menghadapi Agung Sedayu yang sendirian tidak lagi dapat dipandang...
Betapa sinar mata dan paras wajah Agung Sedayu benar-benar berubah. Pada malam itu, Agung Sedayu bukan seseorang yang dikenal oleh Sukra maupun Ki Patih Mandaraka....
Menyadari bahwa orang yang dilabraknya bukanlah lawan yang sepadan, Sukra segera membentengi diri dengan gerakan-gerakan yang berunsur dari jalur perguruan Ki Jayaraga. Ia menyesap pengajaran...
Anindita Rukmi begitu perkasa dengan dua tusuk konde sebagai senjata. Keris panjang lawannya sama sekali tidak berdaya untuk membongkar pertahanan Anindita Rukmi....
Ia bergeser ke samping, menendang tubuh seorang lagi yang terbaring tidak berdaya. Tapak sepatu Gita Nirvati meninggalkan bekas-bekas berwarna merah darah di wajah orang asing...
Suasana begitu tegang. Sukra memberanikan diri berkata pada Ki Patih Mandaraka, “Marilah, Ki Patih. Saya tidak dapat menolak perintah Ki Lurah untuk mendampingi Ki Patih.”...
Kedudukan Kiai Bagaswara sangat dekat dengan Sukra, maka untuk menyelamatkan Sukra dari kematian, paman guru Ki Tumenggung Purbarana menjentikkan jemari, menyasar batang keris yang deras...
Ki Demang Brumbung menerkam Ki Ramapati dengan ganas, sejenak kemudian, mereka kembali terlibat dalam pergumulan hebat. Kedoknya terbongkar, maka tidak ada pilihan bagi Ki Ramapati...