SuaraKawan.com
Trenggalek

Rangkul Pelajar, Satlantas Gelar Police Goes to School di SMPN 1 Trenggalek

Polres Trenggalek – Berbagai upaya terus digencarkan oleh jajaran Polres Trenggalek untuk mewujudkan Kamseltibcarlantas yang kondusif. salah satunya adalah melalui program Police Goes to School yang menyasar para pelajar di Kabupaten Trenggalek.

Mengawali minggu ini, Satlantas menggelar Police Goes to School dengan mengikuti upacara bendera yang diikuti oleh ratusan siswa siswi di SMP Negeri 1 Trenggalek. Tak berhenti disitu, usai upacara petugas juga menyerahkan plakat tertib berlalu lintas yang diterima langsung oleh Kepala Sekolah SMPN 1 trenggalek. Senin, (9/1).

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino, S.I.K. melalui Kasatlantas AKP Yudiyono, S.H. mengatakan tertib berlalu lintas harus diajarkan sejak usia dini agar kedepan terbentuk generasi yang benar-benar memahami tentang arti penting tertib berlalu lintas.

“Tertib berlalu lintas adalah cermin peradaban. Oleh sebab itu, Kepolisian dalam hal ini Satlantas Polres Trenggalek bekerjasama dengan pihak sekolah tak pernah lelah terus berupaya memberikan edukasi kepada para pelajar.” Ujar AKP Yudiyono.

Hasilnya lanjut AKP Yudioyono mungkin tidak instan tetapi akan dapat dilihat 10 atau bahkan 20 tahun kedepan dimana para pelajar tersebut sudah menginjak usia dewasa dan menjadi agen-agen perubahan di masa depan.

Semantara itu, Kaurbinops Satlantas IPTU Siswanto, S.H. yang kebetulan turut hadir dan menjadi pembina upacara menuturkan, berdasarkan hasil evaluasi, angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Trenggalek mengalami peningkatan signifikan.

Jika dibandingkan tahun 2021, kenaikan mencapai angka 34%. Dari total 539 kejadian, sedikitnya 58 orang dinyatakan meninggal dunia dan 705 orang lainnya mengalami luka ringan dengan kerugian material mencapai Rp.101.600.000,-

“Dilihat dari aspek usia, korban kecelakaan lalu lintas terbanyak adalah rentang usia 10-15 tahun yang mencapai 202 orang dan ini meningkat 100% jika dibandingkan tahun kemarin. Demikian juga jika dilihat dari aspek profesi, dari kalangan pelajar/mahasiswa masih cukup mendominasi sebanyak 215 orang.” Jelasnya.

Kondisi tersebut tentunya harus menjadi perhatian semua pihak. Tidak bisa hanya dibebankan kepada petugas kepolisian semata. Mulai dari keluarga, lingkungan rumah, sekolah, orang tua dan guru harus turut ambil bagian memberikan edukasi tertib berlalu lintas dan tidak mengizinkan anak dibawah umur untuk mengendari kendaraan bermotor. Tujuannya tak lain dan tak bukan agar tidak ada lagi korban kecelakaan lalu lintas khususnya anak-anak.

“Kita tekankan agar tumbuh kesadaran dari diri sendiri. Tentunya didukung oleh aturan dan tata tertib sekolah sehingga apa yang kita harapkan bisa tercapai optimal. Pungkasnya.