SIDOARJOterkini – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo terus memperkuat upaya menekan penyalahgunaan narkoba di wilayahnya. Sepanjang tahun 2024, BNNK Sidoarjo telah melakukan tes urin kepada 3.053 orang sebagai langkah deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkotika.
“Sebanyak 62 orang berasal dari DIPA BNNK Sidoarjo, sementara 2.991 orang lainnya dari sumber non-DIPA. Tes urin menyasar lingkungan masyarakat, pemerintah, swasta, hingga pelajar,” ujar Kepala BNNK Sidoarjo, AKBP Gatot Soegeng Soesanto.
Selain tes urin, BNNK Sidoarjo aktif dalam program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan serta Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), penguatan hukum, dan pengembangan kerja sama. Sepanjang 2024, BNNK telah menandatangani 30 dokumen kerja sama dengan instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara dan Daerah (BUMN/BUMD), lingkungan pendidikan, serta masyarakat.
Desa Bersinar dan Program Rehabilitasi
Dalam program pemberdayaan masyarakat, BNNK membentuk dua Desa Bersih Narkoba (Bersinar) baru di Desa Wedoro dan Desa Medaeng, Kecamatan Waru. Melalui program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), 10 orang dari desa ini telah menjalani rehabilitasi rawat jalan.
Sebelumnya, Desa Bersinar juga telah terbentuk di beberapa lokasi, seperti Desa Bungurasih, Desa Bluru Kidul, Kelurahan Lemahputro, dan Desa Gemurung.
“Kami telah melakukan sosialisasi sebanyak 288 kali kepada 50.095 orang dari berbagai kalangan, termasuk pemerintahan, masyarakat, dan pendidikan,” tambah Gatot.
BNNK Sidoarjo juga mencatat prestasi melalui indeks ketahanan keluarga dengan skor 84,821, kategori tinggi. Selain itu, sebanyak 50 penggiat anti narkoba telah dilatih untuk memperkuat gerakan anti narkoba di wilayah Sidoarjo.
Dalam hal rehabilitasi, Gatot menyebut bahwa hal ini adalah solusi terbaik untuk memulihkan fisik, mental, dan hubungan sosial korban penyalahgunaan narkoba. Sepanjang 2024, klinik rehabilitasi BNNK telah menangani 10 pasien, dan bekerja sama dengan empat lembaga rehabilitasi, yaitu Yayasan Merah Putih, Yayasan YR Kobra, Yayasan Sahwahita, dan Yayasan Al-Kholiqi.
Kerja sama juga dijalin dengan Rumah Sakit Umum Sidoarjo dan Rumah Sakit Bhayangkara Porong untuk memberikan layanan rehabilitasi yang komprehensif.
BNNK Sidoarjo membuka pintu bagi desa atau kecamatan yang ingin mengadakan sosialisasi tentang bahaya narkoba.
“Cukup bersurat kepada kami, layanan ini gratis tanpa dipungut biaya,” tandas Gatot.
Langkah-langkah ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bahaya narkoba, menuju Sidoarjo yang bebas dari penyalahgunaan narkotika.(cles)