Gerimis datang setelah ledakan hebat mendentum dari gelanggang perkelahian Ki Patih Mandaraka. Guntur tiba ketika air pertama terserap oleh permukaan tanah. Seolah tersadar dari kekagumannya...
Tanpa didahului teriakan atau lengking nyaring yang biasa dilakukan orang sebelum berkelahi, Ki Hariman menyerang KI Patih Mandaraka dengan sabetan mendatar, berusaha memisahkan sesepuh Mataram...
Sikap tubuh Ki Panji Secamerti seolah tidak mengalami guncangan yang berarti walau tidak demikian. Suasana jiwani senapati Mataram yang berbalik arah itu mengalami guncangan ,...
Demi tujuan itu, demi menjadi yang terbaik dari seluruh cantrik padepokan, sebagai pijakan pertama, Ki Manikmaya harus dapat menjadikan Nyi Ageng Banyak Patra sebagai pecundang....
Betapa sinar mata dan paras wajah Agung Sedayu benar-benar berubah. Pada malam itu, Agung Sedayu bukan seseorang yang dikenal oleh Sukra maupun Ki Patih Mandaraka....
Menyadari bahwa orang yang dilabraknya bukanlah lawan yang sepadan, Sukra segera membentengi diri dengan gerakan-gerakan yang berunsur dari jalur perguruan Ki Jayaraga. Ia menyesap pengajaran...
Suasana begitu tegang. Sukra memberanikan diri berkata pada Ki Patih Mandaraka, “Marilah, Ki Patih. Saya tidak dapat menolak perintah Ki Lurah untuk mendampingi Ki Patih.”...
Kedudukan Kiai Bagaswara sangat dekat dengan Sukra, maka untuk menyelamatkan Sukra dari kematian, paman guru Ki Tumenggung Purbarana menjentikkan jemari, menyasar batang keris yang deras...
Ki Demang Brumbung menerkam Ki Ramapati dengan ganas, sejenak kemudian, mereka kembali terlibat dalam pergumulan hebat. Kedoknya terbongkar, maka tidak ada pilihan bagi Ki Ramapati...
“Ki Patak Ireng!” seru Ki Rangga Ramapati ketika mengenali bayangan orang yang berkelebat menerjang seorang rekannya, Ki Demang Brumbung. “Maafkan saya, Ki Rangga!” sahut orang...